Kemendikbudristek Ajak 300 Siswa Bermain Permainan Tradisional dalam Kampanye Sekolah Sehat di Surabaya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan Festival Permainan Tradisional dan seminar nasional tentang kesehatan dalam upaya mendukung Kampanye Sekolah Sehat. Lebih dari 310 siswa sekolah dasar dari 31 kecamatan di kota Surabaya berpartisipasi dalam berbagai permainan tradisional Jawa Timur, seperti sepak bola paku, bakiak, balap karung, kopral, dan nekeran.

Menurut Muhammad Hasbi, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, permainan tradisional menunjukkan keberagaman dan semangat kebersamaan yang ada di masyarakat Indonesia saat pembukaan.

Hasibi menyatakan pada Selasa (24/10) di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Jawa Timur, "Mari lestarikan permainan tradisional yang ada di Indonesia, karena permainan tradisional ini merupakan warisan nilai-nilai budaya bangsa yang harus kita jaga."

Hasibi berharap permainan tradisional dapat membantu anak-anak mengurangi ketergantungan mereka pada gawai. “Permainan tradisional muncul sebagai solusi efektif dalam mengurangi ketergantungan anak pada gawai. Permainan tradisional ini juga dapat menarik antusiasme anak-anak untuk aktif bergerak, membiasakan aktivitas fisik melalui kegiatan sederhana yang dapat dilakukan sehari-hari, sehingga tubuh tetap sehat dan bugar,” katanya.

Kemendikbudristek bekerja sama dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional (KPOTI), orang tua, guru, dan masyarakat sekitar untuk memeriahkan festival ini. “Mari kita jaga kesehatan anak-anak, lindungi dan lestarikan warisan budaya, serta pupuk persatuan di tengah keberagaman budaya Indonesia,” kata Hasbi.

Eri Cahyadi, Walikota Surabaya, mengapresiasi pelaksanaan Festival Permainan Tradisional di Surabaya pada kesempatan ini. Dia berpendapat bahwa permainan tradisional ini memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan sosial antara siswa. Eri mengatakan, "Pascapandemi, anak-anak dapat berinteraksi dengan bebas baik di sekolah maupun di rumah. Untuk itu, permainan tradisional harus ditingkatkan agar anak-anak tidak tergantung terus pada perangkat (gawai)."

Peserta didik terlena dengan keseruan dan keasyikan bermain permainan tradisional selama festival berlangsung. Peserta didik tetap semangat bermain bakiak, balap karung, dan kopral meskipun panas matahari. Sangat menyenangkan; Saya sudah lama tidak bermain dengan teman-teman seperti ini. Salah satu peserta balap karung dari SD Negeri III Gunung Sari, Rangga, mengatakan, "Walaupun panas, tapi saya seneng bermain di lapangan seperti ini."

Kemendikbudristek menyelenggarakan seminar nasional dengan tema "Wujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkarakter melalui Optimalisasi Aktifitas Fisik dan Gizi Seimbang" di luar festival permainan tradisional. Ada 138 guru dan 62 pengawas sekolah dari 31 kecamatan di kota Surabaya yang menghadiri acara tersebut.

"Menaikkan derajat kesehatan peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi, mendorong optimalisasi aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan peserta didik, serta berbagi praktik baik dalam menerapkan Kampanye Sekolah Sehat", kata Abu Khaer, Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur. Cleonara Yanuar Dini, dosen prodi S1 Gizi Unesa menyatakan, "Nutrisi yang tepat adalah fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Sebuah sekolah yang sehat mendukung pencapaian prestasi peserta didik."

Sastro menyatakan bahwa sekolah yang sehat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan prestasi siswa. Mereka merasa lebih baik dan lebih termotivasi untuk sukses.