Diabetes pada Remaja: Memahami Kondisi dan Mengelola Gejala
Diabetes adalah kondisi kronis yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk remaja di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2022, tercatat sekitar 1,5 juta orang di Indonesia menderita diabetes, dengan 15% di antaranya berusia di bawah 20 tahun.
Dinkes Temukan Kasus Remaja Usia Di Bawah 15 Tahun Terkena Diabetes Tipe II di Bandung (Foto : Republika)
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas, organ kecil di belakang perut. Insulin berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dengan mengubah glukosa menjadi energi untuk tubuh. Menurut American Diabetes Association (ADA) , diabetes adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes dapat dibagi menjadi dua jenis utama: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Diabetes adalah penyakit yang menyebabkan kadar gula darah meningkat secara terus-menerus. Menurut World Health Organization (WHO), diabetes adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi karena kekurangan insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga mendefinisikan diabetes sebagai penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin endogen, hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah. Ketika diabetes terjadi, pankreas tidak dapat memproduksi insulin dengan baik, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Akibatnya, gula darah menumpuk dan tidak dapat diubah menjadi energi, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Dua Jenis Diabetes yang Sering Menyerang Remaja:
1. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 (T1DM) adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin (hormon yang mengatur kadar gula darah). Jenis diabetes ini lebih umum pada anak muda dan biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak dapat memproduksi insulin, sehingga glukosa tidak dapat diubah menjadi energi. Hal ini dapat menyebabkan tingkat gula darah menjadi sangat tinggi.
2. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 (T2DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan resistensi insulin, dimana tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Pada diabetes tipe 2, tubuh masih dapat memproduksi insulin, namun insulin tidak dapat bekerja dengan efektif. Hal ini dapat menyebabkan tingkat gula darah menjadi sangat tinggi
Tanda-Tanda Diabetes yang Tidak Boleh Diabaikan:
Gejala diabetes sering kali muncul secara bertahap dan bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu Anda waspadai:
- Sering Buang Air Kecil: Terutama di malam hari, hal ini terjadi karena ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa dari darah.
- Sering Merasa Lapar: Anda merasa lapar meskipun baru saja makan, karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan baik untuk energi.
- Sering Merasa Haus: Rasa haus yang berlebihan meskipun sudah banyak minum air.
- Penurunan Berat Badan: Penurunan berat badan yang cepat tanpa alasan yang jelas, karena tubuh mulai membakar lemak dan otot untuk energi.
- Kesemutan: Rasa kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki, yang dapat menjadi tanda kerusakan saraf.
- Luka Sulit Sembuh : Luka kecil yang lama sembuhnya, hal ini disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
- Penglihatan Kabur: Perubahan penglihatan yang tiba-tiba, yang dapat menjadi tanda kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes:
· Penggunaan media sosial: penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan gaya hidup yang kurang aktif dan meningkatkan risiko diabetes.
· Merokok: merokok adalah faktor risiko yang signifikan terhadap diabetes, karena dapat merusak pankreas dan meningkatkan resistensi insulin.
· Riwayat keluarga: memiliki riwayat keluarga dengan diabetes dapat meningkatkan resistensi insulin.
· Jenis kelamin: laki-laki lebih berisiko terkena diabetes dibandingkan perempuan.
· Diet: diet yang tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan risiko diabetes.
· Aktivitas fisik: gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko diabetes.
· Obesitas: obesitas dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
Cara Menghindari Diabetes yang Asyik
Menghindari diabetes tidak harus sulit! Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
1. Jaga Berat Badan: Tetap aktif dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat. Menjaga berat badan ideal bisa mencegah diabetes tipe 2 hingga 58%.
2. Olahraga: Usahakan berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Kamu bisa memilih aktivitas yang kamu nikmati, seperti bermain basket, futsal, atau berenang. Olahraga tidak hanya membantu membakar kalori, tetapi juga meningkatkan sensitivitas insulin.
3. Makan Sehat: Pilih makanan yang kaya serat, seperti sayur dan buah. Hindari makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh. Makanan sehat membantu mengontrol kadar gula darah.
4. Istirahat Cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, termasuk pengaturan gula darah. Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam.
5. Cek Gula Darah : Rutin memeriksa kadar gula darah, terutama jika kamu memiliki faktor risiko. Ini penting untuk deteksi dini dan pengelolaan diab etes.
Dengan menerapkan gaya hidup yang seimbang, diabetes tidak perlu menjadi ancaman. Kamu bisa menghindari penyakit ini dan tetap menikmati masa remaja dengan ceria! Dengan memiliki pengetahuan yang akurat dan mengambil tindakan pencegahan, Anda dapat menjaga kesehatan Anda dan mencegah diabetes.
REFERENSI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Penderita Diabetes di Indonesia Tembus 15 Juta Jiwa. Diambil dari https://www.kemkes.go.id/article/view/21042400003/penderita-diabetes-di-indonesia-tembus-15-juta-jiwa.html
Asosiasi Diabetes Amerika. (2022). Apa Itu Diabetes? Diperoleh dari https://www.diabetes.org/diabetes
Kesehatan Anak. (2022). Diabetes Tipe 1. Diambil dari https://kidshealth.org/en/teens/type1.html
MedlinePlus. (2022). Diabetes pada Anak dan Remaja. Diperoleh dari https://medlineplus.gov/diabetesinchildrenandteens.html
Federasi Diabetes Internasional. (2022). Atlas Diabetes IDF. Diperoleh dari https://www.idf.org/aboutdiabetes/what-is-diabetes/facts-figures.html
Kementerian Kesehatan Indonesia. (2021). Diabetes Melitus. Diambil dari https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf
Federasi Diabetes Internasional. (2021). Diabetes di Indonesia. Diambil dari https://www.idf.org/our-network/regions-members/south-east-asia/members/108-indonesia.html
Jurnal Unpad. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Remaja. Diambil dari https://jurnal.unpad.ac.id/index.php/jurnal/article/view/24211
Organisasi Kesehatan Dunia. (2022). Tembakau. Diperoleh dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco
Klinik Mayo. (2022). Diabetes Tipe 2. Diambil dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/symptoms-causes/syc-20351193
Sains Langsung. (2022). Prevalensi Diabetes Melitus pada Remaja di Indonesia. Diambil dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212670821000446
Organisasi Kesehatan Dunia. (2022). Diet Sehat. Diperoleh dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/healthy-diet
Organisasi Kesehatan Dunia. (2022). Aktivitas Fisik. Diperoleh dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity
Organisasi Kesehatan Dunia. (2022). Obesitas dan Kegemukan. Diperoleh dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Jurnal Unpad. (2022). Pengaruh Pengetahuan tentang Diabetes terhadap Kesehatan Remaja. Diambil dari https://jurnal.unpad.ac.id/index.php/jurnal/article/view/24211