Peran Gizi dalam Pencegahan dan Pengelolaan Kanker Paru-Paru: Hari Kanker Paru-Paru Sedunia
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/gizi/thumbnail/0ac7a1c6-ecbe-4fc0-aea8-25a91f69ab90.jpg)
Dunia memperingati Hari Kanker Paru - Paru, setiap tanggal 17 November sebagai bentuk kesadaran akan tingginya angka kasus kanker paru-paru dan pentingnya pencegahan serta deteksi dini.. Kanker paru merupakan suatu keganasan pada paru yang disebabkan oleh perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas, sehingga terjadi proliferasi sel yang tidak terkendali. Keganasan ini dapat berasal dari organ paru itu sendiri (primer) maupun yang berasal dari luar paru (metastasis). Data World Health Organization(WHO) menyatakan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan.
Kanker paru-paru berkaitan dengan faktor gaya hidup terutama merokok, selain itu polusi udara, paparan radon, bahan kimia industri, serta faktor genetik juga dapat beresiko timbulnya penyakit ini. Beberapa faktor gizi berperan penting dalam mempengaruhi risiko kanker paru-paru. Konsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran berwarna cerah (misalnya wortel, tomat, brokoli, dan beri), dapat membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan salah satu pemicu kanker. Selain itu, kadar vitamin D yang cukup, yang dapat diperoleh dari sinar matahari, ikan berlemak, serta makanan yang diperkaya vitamin D, terbukti dapat menurunkan risiko kanker paru-paru, terutama pada perokok. Asupan serat yang tinggi dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan juga membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengurangi peradangan, serta mendukung pengendalian berat badan, yang berhubungan dengan penurunan risiko kanker. Terakhir, mengonsumsi lemak sehat, seperti omega-3 dari ikan berlemak dan minyak zaitun, dapat mengurangi peradangan, sementara konsumsi lemak jenuh dan trans dalam jumlah tinggi dari makanan olahan berisiko memperburuk kesehatan dan meningkatkan potensi kanker.
Bagi mereka yang telah terdiagnosa kanker paru-paru, gizi memainkan peran penting dalam proses pengobatan dan pemulihan. Terapi kanker, seperti kemoterapi dan radioterapi, sering kali menyebabkan efek samping yang mengganggu nafsu makan dan penyerapan nutrisi, yang dapat mengarah pada penurunan berat badan dan penurunan status gizi.
Asupan zat gizi yang memainkan peran penting dalam proses pengobatan dan pemulihan kanker paru-paru
Kalori dan Protein
Untuk kebutuhan protein, dibutuhkan sebesar 1.2-2,0 gr/kgBB/hari. Pemberian protein perlu disesuaikan dengan fungsi ginjal dan hati. Asupan protein yang lebih tinggi dapat menjadi kontraindikasi pada pasien dengan penyakit ginjal atau hati. Idealnya, perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker ditentukan dengan kalorimetri indirek.
2. Karbohidrat
Banyak orang yang mengikuti diet diabetes yang membatasi asupan karbohidrat. Diet diabetes sering diliberalisasi selama pengobatan kanker untuk memungkinkan lebih banyak kandungan karbohidrat saat nafsu makan menurun dan ukuran makan berkurang. Jika makan minimal, item makanan yang mengandung karbohidrat biasa dapat digunakan. Jika konsumsi mendekati ukuran porsi dan frekuensi biasa, versi karbohidrat rendah digunakan.
3. Lemak
Nafsu makan yang menurun saat pengobatan kanker, menggunakan lebih banyak lemak adalah cara yang efektif untuk memaksimalkan asupan kalori. Beberapa orang yang mengikuti diet rendah kolesterol harus menemukan kembali makanan yang mengandung lemak. Lemak monounsaturated atau lemak "jantung sehat" dapat ditekankan, seperti zaitun, kacang, atau minyak ikan, untuk mencapai densitas kalori yang lebih tinggi. Beberapa dokter akan mengizinkan semua makanan yang mengandung lemak selama pengobatan kanker untuk membantu dalam rasa dan palatabilitas hidangan.
4. Hidrasi dan Keseimbangan Cairan
Hidrasi atau asupan cairan yang memadai penting selama pengobatan. Hidrasi bersifat kumulatif, dan dapat memakan waktu beberapa hari untuk mengalami dehidrasi atau untuk mencapai hidrasi yang memadai. Kebutuhan cairan mungkin meningkat karena kemoterapi, demam, keringat, diare, penggunaan oksigen, atau adanya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Peringatan Hari Kanker Paru-Paru Sedunia bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker paru-paru, tetapi juga untuk mendorong gaya hidup sehat yang dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini. Di luar faktor-faktor lingkungan dan kebiasaan buruk seperti merokok, pola makan yang baik juga merupakan langkah yang dapat dilakukan setiap orang. Dengan memilih makanan yang bergizi dan menghindari faktor risiko yang dapat dikendalikan, kita tidak hanya menjaga kesehatan paru-paru, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Penting untuk selalu mengingat bahwa pencegahan dimulai dari hal-hal kecil, seperti memperbanyak konsumsi makanan yang seimbang.
Daftar Pustaka
Alia Resti Azura, A. D. (2019). Review Artikel: Peran Nutrasetikal Pada Kanker Paru - Paru. Farmaka, 209-221.
Aulia Salsabila, I. B. (2024). Pemberian Nutrisi Pada Penderita Kanker Paru. Jurnal Ventilator: Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Dan Keperawatan, 96-107.
Junita Joseph, L. W. (2020). Kanker Paru: Laporan Kasus. Medical Scope Journal (Msj), 17-25.
Risnawati, I. P. (2019). Nutrisi Pada Penderita Kanker Paru. Jurnal Respirasi, 91-100.