Hari Pangan Sedunia dan Pentingnya Gizi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/gizi/thumbnail/609dc403-815e-400d-8558-6090f8b56dd8.jpg)
Sumber: https://www.markijar.com
Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 16 Oktober menjadi momen penting yang berperan sebagai bentuk kesadaran masyarakat dunia tentang pentingnya ketahanan pangan dan gizi yang baik. Tema Hari Pangan Sedunia sering berfokus pada bagaimana kita bisa memastikan bahwa setiap individu di dunia mendapatkan akses terhadap pangan yang aman, bergizi, dan cukup. Namun, meskipun produksi pangan global terus meningkat, masalah gizi buruk dan kekurangan pangan tetap menjadi tantangan utama, terutama di negara-negara berkembang.
Pangan dan gizi saling berkaitan erat. Pangan yang tersedia dalam jumlah cukup tidak selalu menjamin status gizi yang baik, karena kualitas pangan, aksesibilitas keberagaman atau variasi makanan, dan kandungan nutrisi juga memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Gizi yang baik adalah kunci untuk mencegah malnutrisi, yang dapat berupa kekurangan gizi maupun kelebihan gizi (obesitas). Malnutrisi berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, terutama pada anak-anak.
Berdasarkan data laporan The State of Food Security and Nutrition in the World 2023 yang dirilis oleh FAO, WHO, dan UNICEF, sekitar 2,4 miliar orang di dunia masih mengalami ketidakamanan pangan, dengan hampir 45 juta anak di bawah lima tahun menderita wasting (berat badan rendah untuk tinggi). Selain itu, defisiensi zat gizi mikro seperti zat besi, vitamin A, dan yodium masih sangat umum di berbagai belahan dunia. Ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan saja tidak cukup, tetapi perlu ada perhatian terhadap nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Sumber: lmsspada.kemdikbud.go.id
Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan makanan, tetapi juga soal kemampuan masyarakat untuk mengakses makanan bergizi yang cukup. Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition (2019), memperbaiki pola makan yang bergizi seimbang, termasuk asupan mikronutrien, dapat mencegah berbagai penyakit terkait gizi seperti stunting, anemia, dan diabetes. Gizi yang baik tidak hanya berkontribusi pada kesehatan individu, tetapi juga pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Orang yang memiliki status gizi yang baik lebih produktif, memiliki daya tahan tubuh lebih kuat, dan berkontribusi lebih besar pada produktivitas kerja. Sebuah studi dalam The Lancet (2020) menunjukkan bahwa investasi dalam intervensi gizi dapat meningkatkan produktivitas ekonomi hingga 16 kali lipat melalui peningkatan kesehatan dan daya saing tenaga kerja.
Dalam rangka mencapai tujuan ketahanan pangan global, penting untuk mempromosikan sistem pangan yang berkelanjutan yang mendukung pola makan yang sehat dan bergizi. Sistem pangan yang berkelanjutan tidak hanya menjaga produksi pangan, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meminimalkan limbah pangan, dan memastikan distribusi makanan yang adil. Selain itu, pendidikan gizi bagi masyarakat umum dan peningkatan akses ke makanan sehat harus menjadi prioritas. Sebagaimana disebutkan dalam jurnal Global Food Security (2022), program-program pendidikan dan intervensi di sekolah-sekolah yang mempromosikan kebiasaan makan sehat sejak dini terbukti efektif dalam mencegah masalah gizi di kemudian hari.
Hari Pangan Sedunia adalah momen yang tepat untuk mengingatkan kita semua bahwa ketahanan pangan sejatinya tidak hanya diukur dari ketersediaan pangan, tetapi juga dari kualitas gizi yang terkandung di dalamnya. Masyarakat global perlu bekerja sama dalam mempromosikan pola makan yang bergizi, adil, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua orang dapat hidup sehat dan produktif.
REFERENSI
FAO, IFAD, UNICEF, WFP, WHO. (2023). “The State of Food Security and Nutrition in the World 2023”. Rome: FAO.
Global Food Security. (2022). “School-Based Nutrition Education and It’s Role in Shaping Healthy Eating Patterns”. Global Food Security Journal.
Hardinsyah, H., & Aries, M. (2019). “Stunting di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Intervensi”. Jurnal Gizi dan Pangan: 14 (2).
Hatta, H., et al. (2022). “Pangan dan Gizi”. Bandung: Widina Bhakti Persada.
Hendriadi, A., & Ariani, S. (2020). “Pengentasan Rumah Tangga Rawan Pangan dan Gizi: Besaran, Penyebab, Dampak, dan Kebijakan”. In Forum Penelitian Agro Ekonomi. 38 (1): 13-27.
Soekirman, S., et al. (2017). “Gizi dan Ketahanan Pangan: Perspektif Indonesia”. Jurnal Gizi dan Pangan Indonesia: 12 (1).
The Lancet. (2020). “Nutrition Interventions and Their Economic Impact”. The Lancet Journal.
Wieringa, Frank T., et al. (2019). “Micronutrient Deficiencies and Their Public Health Implications for South-East Asia”. Journal of Nutrition.