Mata untuk Dunia
Sumber gambar: www.klikdokter.com
Mata merupakan salah satu indera terpenting dalam kehidupan manusia, berfungsi tidak hanya sebagai alat penglihatan tetapi juga sebagai alat komunikasi. Penglihatan seorang anak semakin kuat setiap tahun. Kebanyakan orang menemukan penglihatan dan kesehatan mata mereka umumnya tetap stabil sepanjang usia pertengahan 20-an dan 30-an. Pada tahap kehidupan remaja sebelum atau selama pertumbuhan hormon penting untuk menjaga kesehatan mata yang baik untuk penglihatan yang sehat seumur hidup (AAO, 2020).
Berdasarkan data dari World Report of vision tahun 2019, saat ini di seluruh dunia terdapat sektara 2,2 miliar orang yang mengalami gangguan penglihatan. Dari seluruh orang dengan gangguan penglihatan, hampir setengahnya, atau sekitar 1 miliar orang, merupakan gangguan penglihatan yang dapat dihindari, baik dicegah maupun diobati. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan pada penduduk dengan usia ≥6 tahun di Indonesia mencapai 0,4%. Sekitar 80% dari para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan dapat dicegah atau diobati.
Menurut Kemenkes R.I, slogan LIHAT, yaitu sebuah singkatan:
L : Lakukan pemeriksaan mata melalui kegiatan posbindu
I : ldentikasi gangguan tajam penglihatan oleh kader
H: Hitung jari jarak enam (6) meter
A: Antarkan ke fasilitas kesehatan (rujuk) bila tidak bisa hitung jari jarak enam (6) meter
T : Terapi (operasi) bila didiagnosa katarak
Penyebab gangguan penglihatan dapat bervariasi di berbagai negara. Kelainan pada struktur mata seperti lensa, retina, kornea, uvea, dan saraf optik dapat mempengaruhi fungsi penglihatan hingga menyebabkan kebutaan. Beberapa penyakit yang dapat mengganggu penglihatan termasuk kelainan refraksi, ambliopia, katarak, dan glaukoma. Sekitar 50% dari penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan sebenarnya bisa dicegah. Beberapa faktor yang memengaruhi gangguan penglihatan, yaitu durasi penggunaan gadget, melihat dalam waktu lama dengan jarak dekat, faktor usia, dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata.
Dalam hal ini, peran vitamin A penting untuk menjaga kesehatan mata. Vitamin A ini berperan dalam proses regenerasi pigmen di retina mata dalam adaptasi gelap. Vitamin A yang dibutuhkan orang dewasa untuk dikonsumsi yaitu dianjurkan sekitar 3500-4000 IU. Vitamin A dapat diperoleh dari makanan yang mengandung karotenoid atau retinyl ester. Karotenoid terkandung pada wortel, bayam, kangkung, pepaya, sedangkan bahan yang mengandung retinyl ester seperti keju, hati, susu, dan lain-lain (Cahyawati, 2018: Jamaluddin et al, 2020: Sanif dan Nurwany, 2017).
Sejalan dengan peringatan “Hari Penglihatan Sedunia” yang diperingati setiap tahun pada bulan Oktober, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya nutrisi yang baik, khususnya dalam mencegah gangguan penglihatan. Hari ini mengingatkan kita bahwa kebutaan dan gangguan penglihatan dapat dicegah atau dikurangi dengan intervensi yang tepat, salah satunya melalui peningkatan akses terhadap makanan kaya vitamin A. Sebagai langkah preventif, mengedukasi masyarakat tentang pola makan yang sehat, fortifikasi pangan, serta pentingnya suplementasi vitamin A di daerah dengan kekurangan gizi, dapat menjadi solusi untuk mencegah kebutaan yang dapat dihindari. Dengan demikian, perbaikan gizi dan akses yang lebih baik terhadap sumber vitamin A harus menjadi prioritas kesehatan masyarakat demi menjaga kesehatan mata dan meningkatkan kualitas hidup.
Referensi:
AAO (2020, Nov 25). Eye Health Information for Adults Under 40. Diperoleh dari artikel Gambaran Kesehatan Mata Pada Remaja file:///C:/Users/HP/Downloads/RNJ+Septi+Veronika%20(1).pdf
Husna, H. N., Widia, C., & Widia, C. (2019). Skrining Ketajaman Penglihatan pada Siswa SDN. Media Karya Kesehatan, 2(1), 28-38.
Kemenkes RI. (2018). Peta jalan penanggulangan gangguan penglihatan di Indonesia tahun 2017-2030. Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mulyani, E., Art, F., & Septadina, I. S. (2024). Penyebab Gangguan Penglihatan dan Kebutaan pada Anak. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 11(1), 39-47.
Nursyiam, M., Laela, R., & Dewi, S. I. (2024). Dampak Radiasi Gadget Terhadap Kesehatan Mata Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (JKMI), 1(2), 74-78.
Rafika, A. S. (2022). HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI VITAMIN A TERHADAP KELUHAN GANGGUAN PENGLIHATAN Studi Kasus pada Dosen UNISSULA yang Menjalani Working from Home selama Pandemi COVID-19 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung).