Pola Makan dan Aktivitas Fisik yang Tepat bagi Penderita Hemofilia

Pola Makan dan Aktivitas Fisik yang
Tepat bagi Penderita Hemofilia
Dinda Pramesti Ramarasri dan Javania Setia Yokhanan
17 April 2025
Sumber gambar:www.nysora.com
Hemofilia
adalah penyakit genetik yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan dalam
proses pembekuan darah. Hal ini membuat penderita hemofilia berisiko mengalami
perdarahan yang sulit dihentikan, bahkan untuk luka kecil sekalipun. Kondisi
ini terjadi karena tubuh penderita kekurangan faktor pembekuan darah yang
berperan penting dalam menghentikan perdarahan.
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Kaunang, Mongan, dan Rampengan (2024), kualitas
hidup penderita hemofilia sangat berkaitan erat dengan status gizi dan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik dibutuhkan untuk mempertahankan status gizi
yang baik, namun harus dilakukan dengan hati-hati. Pasien hemofilia dianjurkan
untuk memilih aktivitas fisik yang aman karena gerakan atau kegiatan fisik yang
terlalu berat dapat memicu perdarahan (Shrestha et al., 2020). Aktivitas fisik
yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan fungsi dan stabilitas sendi,
serta mengurangi risiko perdarahan, sehingga secara keseluruhan mampu
meningkatkan kualitas hidup pasien (Biasoli et al., 2022).
Federasi
Hemofilia Dunia (WFH) menganjurkan penderita hemofilia untuk berpartisipasi
dalam olahraga non kontak, seperti berenang atau golf, dan menghindari olahraga
yang melibatkan kontak fisik tinggi seperti sepak bola atau hoki. Sementara
itu, National Hemophilia Foundation mengelompokkan aktivitas fisik ke dalam
lima kategori risiko:
1.
Aman (kategori 1: misalnya akuatik,
hiking)
2.
Aman-sedang
(kategori 1.5: misalnya bersepeda, spinning)
3.
Sedang
(kategori 2; misalnya bowling, tenis)
4.
Sedang-berbahaya
(kategori 2.5; misalnya basket, sepak bola)
5.
Berbahaya (kategori 3;
misalnya tinju, rugby).
Selain
aktivitas fisik, pola makan juga berperan besar dalam menunjang kualitas hidup
penderita hemofilia. Status gizi yang baik mampu memperbaiki berbagai aspek
kehidupan, seperti meningkatkan vitalitas, memperbaiki persepsi terhadap
kesehatan, dan menurunkan tingkat kecemasan maupun depresi. Penderita hemofilia
dengan status gizi buruk, terutama yang mengalami kondisi berat, cenderung
memiliki kualitas hidup yang rendah.
Sumber
gambar: ayosehat.kemkes.go.id
Pola makan
sehat untuk penderita hemofilia dianjurkan mengikuti pedoman dari The United
States Department of Agriculture (USDA), yaitu:
- Isi setengah piring makan dengan buah-buahan dan
sayuran.
- Pilih sumber protein tanpa lemak, seperti ikan, ayam,
kalkun, telur, dan kacang-kacangan. Makanan laut sebaiknya dikonsumsi
minimal dua kali seminggu.
- Sertakan biji-bijian utuh, seperti gandum dan beras
merah, dan hindari biji-bijian olahan berwarna putih.
- Lengkapi dengan susu rendah
lemak dan air putih, serta hindari minuman manis.
Sayuran
hijau tua seperti bayam dan brokoli sangat dianjurkan karena kandungan vitamin,
mineral, dan seratnya yang tinggi. Sementara itu, konsumsi daging merah tanpa
lemak dan pengolahan yang sederhana dapat menjaga kualitas nutrisi. Untuk
mengolah makanan, sebaiknya hindari penggunaan mentega. Gunakan minyak sehat
seperti minyak kanola, jagung, atau zaitun. Minyak kelapa sawit masih
diperbolehkan, namun tidak disarankan untuk digunakan secara berulang kali.
Sebagai alternatif nasi putih dan roti putih, penderita hemofilia lebih baik
mengkonsumsi nasi merah, roti gandum, atau oatmeal yang membantu menjaga kadar
gula darah dan mengurangi rasa lapar berlebih.
Menjaga
kesehatan gigi dan gusi juga sangat penting bagi penderita hemofilia, karena
perdarahan di area mulut bisa sulit dikendalikan. Oleh karena itu, konsumsi
makanan tinggi kalsium seperti susu dan produk olahannya yang rendah lemak
sangat dianjurkan. Jika penderita hemofilia mengalami perdarahan dan kehilangan
darah dalam jumlah banyak, konsumsi makanan kaya zat besi seperti kacang
polong, makanan laut, hati, dan daging merah tanpa lemak menjadi penting untuk
membantu pemulihan.
dr. Sara
Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, juga mengingatkan pentingnya memperhatikan
tekstur makanan bagi penderita hemofilia. Makanan keras, renyah, atau tajam
seperti keripik bisa melukai mulut dan menyebabkan perdarahan. Saat mengonsumsi
ikan, pasien juga harus berhati-hati terhadap duri yang bisa menyebabkan luka
pada tenggorokan dan memicu perdarahan yang sulit dihentikan.
Dengan
menjaga pola makan yang sehat dan memilih aktivitas fisik yang sesuai,
penderita hemofilia dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan
dan menjalani hidup dengan lebih baik serta lebih aman. Hari Hemofilia Sedunia
menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dan
olahraga dalam pengelolaan hemofilia
Daftar
Pustaka
AmeriPharma
Specialty Care. (2023). Best diet for hemophilia. Retrieved April 8, 2025, from
https://ameripharmaspecialty.com/hemophilia/best-diet-for-hemophilia/
Kaunang, T.
A. S., Mongan, A. E., & Rampengan, N. H. (2024). Hubungan Kualitas Hidup
Pasien Hemofilia Dewasa dengan Status Gizi, Aktivitas Fisik, dan Tingkat
Keparahan Hemofilia di Kota Manado. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
8(3), 7791-7799.
Maharani, Ayu.
"Pola Makan Sehat untuk Penderita Hemofilia." KlikDokter, 16 April
2019, https://www.klikdokter.com/info-sehat/darah/pola-makan-sehat-untuk-penderita-hemofilia.
Srivastava,
A., Santagostino, E., Dougall, A., Kitchen, S., Sutherland, M., Pipe, S. W.,
Mahlangu, J., Ragni, M., Windyga, J., Llinás, A., & Leebeek, F. W. G.
(2020). WFH guidelines for the management of hemophilia, 3rd edition.
Haemophilia, 26(S6), 1–158. https://doi.org/10.1111/hae.14046
Wang, M.,
Álvarez-Román, M. T., Chowdary, P., Quon, D. V., & Schafer, K. (2016).
Physical activity in individuals with haemophilia and experience with
recombinant factor VIII Fc fusion protein and recombinant factor IX Fc fusion
protein for the treatment of active patients: a literature review and case
reports. Blood coagulation & fibrinolysis : an international journal in
haemostasis and thrombosis, 27(7), 737–744. https://doi.org/10.1097/MBC.0000000000000565.